
Aksi mahasiswa beberapa waktu lalu. Ilustrasi. (rmol.id)
NOTULA – Ribuan massa mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) berdatangan dan merapat di gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin siang (11/4/22).
Berdasar pantauan di lokasi, sekitar pukul 13.45 WIB, ribuan mahasiswa yang mengenakan alamamater berbagai perguruan tinggi itu bergerak menuju pintu gerbang DPR RI sambil berorasi dan meneriakkan yel-yel.
Tampak bentangan spanduk bertuliskan “Bangkit Melawan!” hingga “Tolak Perpanjangan Masa Jabatan Presiden Tiga Periode”.
Dari arah berlawanan di seberang jalan tol, ratusan mahasiswa dengan almamater biru dengan lantang meneriakkan “Jokowi Mundur”. “Mundur, mundur, Jokowi mundur. Mundur sekarang juga!” teriak mahasiswa dari mobil komando.
Koordinator Media BEM SI 2022, Luthfi Yufrizal, sebelumnya mengatakan, aksi akan diikuti sekitar 1000 mahasiswa. Sejumlah kampus dari berbagai daerah juga yang datang ke Jakarta.
“Dari Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Jawa Tengah (Jateng), DIY dan NTB,” kata Luthfi.
Terus Berdatangan
Dikutip dari rmol.id, ribuan mahasiswa sudah tiba di depan Gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Mereka mulai berorasi menyampaikan aspirasinya kepada wakil rakyat.
Bersamaan itu, ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi masih tampak terus berdatangan.
Hingga berita ini diturunkan, ribuan mahasiswa masih berorasi secara bergantian dari masing-masing simpul aksi.
Seperti diberitakan sebelumnya, BEM SI membawa sejumlah tuntutan, antara lain:
Pertama, mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat, bukan aspirasi partai.
Kedua, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah dari tanggal 28 Maret 2022 sampai 11 April 2022.
Ketiga, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen, bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan 3 periode.
Keempat, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada presiden yang sampai saat ini belum terjawab.