
NOTULA – Media bernapaskan Islam, MoeslimChoice, hadir dalam situasi di mana keyakinan akan kebenaran tidak lagi harus berkaitan dengan kebenaran itu sendiri, alias post-truth.
Demikian disampaikan CEO RMOL Network, Teguh Santosa, dalam sambutan di acara MoeslimChoice Award 2018, di Hotel Pullman, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (12/12).
Menurut Teguh, atas prakarsa sahabatnya, Usman Rizal, MoeslimChoice hadir ketika alat produksi informasi dan kebenaran, atau apa yang dibayangkan sebagai kebenaran, sudah tidak lagi dimonopoli raksasa media.
“(Saat ini) alat produksi informasi dan kebenaran, atau apa yang dibayangkan sebagai kebenaran itu, kini ada di telapak tangan setiap individu. Individu lah yang menjadi produsen sekaligus konsumen informasi,” tandasnya.
Teguh mengaku, dirinya mengatakan itu karena ingin mengingatkan para punggawa MoeslimChoice tentang tantangan yang dihadapi sebagian insan pers yang kini semakin rumit.
Untuk menghadapi itu, kecakapan jurnalistik wajib dimiliki para jurnalis MoeslimChoice, agar media yang baru berumur satu tahun itu memperoleh tingkat kepercayaan publik. Terlebih saat ini tingkat kepercayaan publik pada produk jurnalistik relatif rendah.
“Kewajiban kita sekarang mengembalikan kepercayaan publik itu. Saya juga mengingatkan, MoeslimChoice bukan pamflet politik, bukan selebaran gelap, bukan coretan di dinding-dinding kota,” tekannya.
Sebab itu, lanjut Teguh, setiap produk jurnalistik yang dihadirkan dalam majalah maupun portal MoeslimChoice, harus berpegang teguh pada hukum-hukum dan etika jurnalistik universal.
“Ia (MoeslimChoice) adalah produk kreativitas. Dan karenanya ia adalah produk akal sehat. Seperti semua media di bawah payung RMOL Network, MoeslimChoice harus dikerjakan dengan standar etika jurnalistik yang tinggi, profesional, menawarkan gagasan, menawarkan jalan keluar, harus memperlihatkan pembelaan pada kepentingan rakyat yang lebih luas,” pungkasnya.
Sejumlah tokoh nasional hadir dalam acara itu, di antaranya Menteri Komunikasi dan Informastika Rudiantara, ekonom senior DR Rizal Ramli, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Walikota Palembang Harnojoyo, Senator DKI Fahira Idris, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra, dan Ketua Umum Partai Idaman Rhoma Irama.