
Menko PMK Muhadjir Effendy blusukan di lokasi musibah Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Jumat (10/3/23). (istimewa)
NATUNA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, blusukan meninjau lokasi bencana tanah longsor di Kabupaten Natuna, memastikan kondisi penanganan darurat pasca bencana berjalan baik.
“Tahap tanggap bencana terus dilaksanakan Bapak Kepala BNPB, memberi pelayanan semaksimal mungkin untuk pemenuhan kebutuhan dasar, rasa nyaman dan aman kepada para pengungsi. Karena jumlah pengungsi sampai sekarang mencapai 1.216 orang,” kata Muhadjir di sela blusukan ke Kabupaten Natuna, Jum’at (10/3).

Karena lokasi bencana tak bisa dijangkau mobil, Muhadjir harus dibonceng sepeda motor. Ikut mendampingi, antara lain Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, Kepala BNPB, Suharyanto, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Bupati Kabupaten Natuna, Wan Siswandi, serta pejabat perwakilan kementerian dan lembaga terkait.
“Tahap berikutnya Bapak Menteri PUPR sudah memutuskan ada program relokasi. Korban yang terkena langsung 30 rumah. Karena masuk zona merah, untuk sementara disediakan relokasi sekitar 100 rumah,” imbuhnya.
Basuki menambahkan, relokasi rumah segera dilakukan pemetaan, agar pemulihan pasca bencana dapat dilakukan sesegera mungkin.
“Relokasi rumah yang diajukan Bapak Bupati sebanyak 100 rumah, guna menghindari pembangunan kembali di wilayah rawan bencana. Kita berharap pemerintah pusat dan daerah dapat bersinergi dengan baik dalam membangun rumah yang aman dan nyaman untuk masyarakat,” tutur Basuki.
Musibah tanah longsor terjadi pada Senin, 6 Maret 2023 pukul 11.15 WIB, setelah hujan dengan intensitas tinggi selama empat hari. Akibatnya 32 meninggal, 21 dinyatakan hilang, serta 3 kritis.
Sebanyak 30 unit rumah rusak berat, satu mushola rusak berat, jalan sepanjang 1 km rusak sehingga tidak bisa dilewati karena tertutup material, tiga tiang listrik tumbang, terganggunya operator jaringan internet, serta rusaknya sarana air bersih.
Dua desa yang terdampak bencana, Desa Pangkalan dan Desa Jemajik, berada di sebuah pulau yang masuk Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna. Daerah yang terdampak paling parah adalah Desa Pangkalan Dusun Genting.
Pulau Serasan adalah salah satu dari 272 pulau dengan topografi perbukitan yang memiliki luas sekitar 48,63 km², dimana secara geologi terbentuk dari bebatuan dan pasir. Desa Pangkalan dan Desa Jemajik yang terkena longsor merupakan dua dari beberapa desa yang terletak di area perbukitan yang memiliki kontur tanah yang labil.
“Didoakan semoga jangan ada longsoran lagi. Kalau potensi semua bisa diantisipasi, yang penting waspada. Mudah-mudahan ini yang terakhir, tidak ada kejadian yang serupa di Kabupaten Natuna,” ujar Muhadjir.(ANO)