
NOTULA – Fakta, jutaan peserta Reuni Akbar Mujahid 212 yang membludak di Monumen Nasional (Monas) dan sekitarnya telah membungkam para petualang politik yang nyinyir dengan aksi itu.
Petualang politik itu awalnya ramai memprediksi Reuni 212 hanya akan memecah belah bangsa. Tapi fakta membuktikan, aksi berjalan lancar dan damai.
Demikian ungkapan aktivis Tionghoa yang juga koordinator Forum Rakyat, Lieus Sungkharisma, di Jakarta, Senin (3/12).
Lieus yang turut hadir dalam reuni, meminta kepada para petualang politik itu berhenti nyinyir dan melakukan upaya-upaya provokasi.
“Jadi, mereka yang selama ini anti pada persatuan umat Islam, bahkan kemarin ketahuan menyamar pakai jilbab (sambal menyebut nama pasangan suami istri), berhentilah nyinyir dan memprovokasi rakyat dengan ujaran-ujaran kebencian yang kalian ucapkan,” tegasnya.
Lieus, seperti dikutip dari rmol.co, juga menjelaskan, umat Islam layaknya sekumpulan lebah. Mereka tidak akan menyengat jika tidak ada ganguan dari luar.
“Lihat saja, kemarin jutaan orang berkumpul di Monas, tapi tak ada sehelai rumput yang terinjak dan tak ada sepotong sampah pun yang berserakan,” imbuhnya.
Dia juga memastikan, setiap aksi yang digelar umat Islam selalu aman dan jauh dari kata anarki. Dia mengaku sudah membuktikan itu, karena selalu hadir dalam aksi yang digelar sejak 2016.
“Saya bergaul dengan umat Islam. Dan saya yakin umat Islam itu cinta damai serta sangat menjunjung persatuan Indonesia,” jelasnya.