
LaNyalla Mahmud Mattalitti. (istimewa)
NOTULA – Pemenuhan hak dan perlindungan terhadap anak menjadi konsen Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti Mattalitti. Dia mengecam tindak kekerasan terhadap anak dalam bentuk apapun, karena dampaknya luar biasa bagi tumbuh kembang anak.
Hal itu disampaikan LaNyalla, menanggapi tindak kekerasan seorang petugas di Rumah Aman Anak Gayungan Surabaya, kepada bocah berstatus Anak Berhadapan Hukum (ABH).
“Kekerasan terhadap anak berdampak pada trauma psikologis dalam jangka waktu tertentu. Lebih jauh lagi akan mempengaruhi penurunan kualitas generasi penerus,” katanya, di sela reses di Pamekasan, Madura, Senin (6/3/23).
Dia mengaku prihatin, belakangan jumlah kasus kekerasan atau penganiayaan terhadap anak terus meningkat. Kondisi itu tidak boleh dibiarkan.
“Harus ada upaya signifikan untuk menghentikan atau setidaknya menurunkan kasus,” harapnya.
Pihak terkait, seperti Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), diminta memberi pembinaan kepada institusi maupun lembaga pengelola rumah anak, yayasan, rumah singgah atau sejenisnya agar memahami langkah taktis dalam menjaga anak-anak dari tindakan kekerasan.
“Perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak yang terstruktur dan sistematis,” katanya.
“Anak-anak, apalagi yang sedang bermasalah hukum atau anak yatim piatu butuh perlindungan. Jadi harus terjamin keamanan dan keselamatannya dimanapun dia berada,” tegas Senator asal Jawa Timur itu.
Dia juga mendorong pihak kepolisian untuk bertindak tegas bagi pengelola maupun pengurus yang melakukan kekerasan. Tindakan tersebut tidak bisa ditolerir.
“Upaya hukum harus dilakukan dengan tegas bagi siapa saja pelaku kekerasan terhadap anak. Agar ada efek jera ke depannya,” tutur dia.
Diketahui, seorang bocah berstatus ABH berinisial R (17) diduga disiksa seorang petugas jaga di Shelter Gayungan Surabaya atau Rumah Aman Anak, Jawa Timur. Korban diduga dipukuli dan matanya diolesi balsam.