
NOTULA – Setelah mengunjungi Pasar Besar, sejumlah agenda dilakoni Cawapres No Urut 02, Sandiaga Shalahudin Uno, selama di Kota malang, antara lain ke sentra perajin tempe, di Kawasan Sanan, Jumat (23/11).
Terjun langsung menemui perajin, Sandi juga langsung diberondong aneka keluhan, mulai mahalnya harga kedelai dan monopoli hanya asal Amerika, harga elpiji yang terus naik, serta sulitnya lapangan pekerjaan.
Tak hanya perajin dan pengusaha tempe, masyarakat di Kawasan Sanan sejak siang sudah antusias menantikan kehadiran Sandi yang memang sudah dijadwalkan sebelumnya.
Sandi sendiri mengaku asngat apresiatif dengan kampung Sanan ini, karena hampir seluruh warga merupakan wirausahawan UKM, yakni sebagai perajin tempe, dengan omzet perhari mencapai Rp 2 miliar hingga Rp 3 miliar, melibatkan hampir dua ribu tenaga kerja.
Saat melihat proses produksi, Sandi mendapat banyak keluhan dari para pelaku UKM tempe itu, mulai harga bahan baku kedelai impor yang mahal mengikuti nilai dolar, monopoli kedelai yang hanya asal Amerika yang membuat koperasi tak memiliki pilihan memilih bahan baku, serta harga elpiji yang terus naik.
Kepada para perajin, pasangan Prabowo Subianto itu berjanji, bila diberi amanah memenangkan Pilpres, pihaknya akan kembali menghidupkan produksi kedelai lokal, sehingga ada alternatif bahan baku, tidak hanya bergantung kepada kedelai Amerika.
Sandi juga berpendapat, monopoli yang terjadi diakibatkan kebijakan yang terlalu berpihak pada kepentingan internasional. Soal swasembada kedelai sebenarnya sudah pernah dicoba sejak 10 tahun lalu, memang sulit.
Sandi berada di Malang hingga Minggu (25/11) mendatang, dalam rangkaian sosialisasi pasangan Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno Nomor Urut 2.