
Dharma Wanita Kabupaten Blitar peserta bimbingan teknis (Bimtek) daur ulang sampah di Gedung Nuswantara, lantai VII FISIP Universitas Brawijaya Malang, bersama nara sumber. (istimewa)
NOTULA – Ibu-ibu Dharma Wanita Kabupaten Blitar mengikuti rangkaian bimbingan teknis (Bimtek) daur ulang sampah di Gedung Nuswantara, lantai VII FISIP Universitas Brawijaya Malang, dengan target, Kabupaten Blitar bebas sampah pada 2030.
Setelah materi selesai, mereka mencoba aneka produk hasil daur ulang sampah, termasuk mencicipi magot, minum air hujan, dan mencoba baju, tas, serta aneka kerajinan dari bahan olahan sampah rumah tangga.

“Enak, gurih. Monggo ibu-ibu, ayo dicoba. Tidak usah membayangkan jijik, ini magot kering, sudah digoreng, tidak usah bayar,” ungkap Efrida, nara sumber dari Bank Sampah Eltari. Awalnya beberapa peserta ragu. Sebagian masih jijik. Namun akhirnya banyak peserta mendekat dan memberanikan diri mencobanya.
Di antara peserta yang mendekati meja tempat demo produk hasil olahan sampah, tampak istri Sekda Kabupaten Blitar, Hartatik Izul Marom, dan beberapa istri pejabat dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar.
Selain magot goreng, tersedia juga hasil sulingan air hujan menyehatkan. Air tadah hujan itu ditabung di berbagai media yang telah disediakan di rumah. Selama ini belum banyak masyarakat memanfaatkan air hujan untuk ditabung, lalu diminum. Sumber air gratis karunia Tuhan dan menyehatkan, bisa digunakan untuk terapi penyembuhan penyakit. Untuk menjaga air hujan tetap steril, tabungan air hujan itu disuling untuk diminum.
“Segar, menyehatkan. Monggo ibu-ibu dicoba, dicoba,” ungkap Yusuf, nara sumber yang lain, sambil menawarkan minum air hujan.
Ikut menjadi nara sumber, sejumlah dosen FISIP UB, seperti Muzakki dan Mayuko. “Alhamdulillah, segar sekali. Enak di badan,” ungkap Muzakki, sambil minum sulingan air tadah hujan. Semua nara sumber di acara Bimtek itu ikut mendahului minum. Baru setelah itu ibu-ibu mengikutinya, termasuk para mahasiswa yang ikut memeriahkan.
Ibu-ibu peserta Bimtek kontan beranjak dari kursi dan mendekat ke deretan meja tempat demo aneka produk olahan hasil daur ulang sampah, disusul sejumlah mahasiswa dan mahasiswi ikut mencicipi magot, dan minum air hujan.
Bahkan, Agus, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar, yang mengidap sakit paru-paru juga ikut minum air hujan itu. “Bismillah, jadi obat. Sebenarnya saya ini baru pasang tiga ring, beberapa hari lalu,” ungkapnya.
Di penghujung acara yang diselenggarakan FISIP UB bekerjasama dengan SDGs UB dan DLH Kabupaten Blitar, ibu-ibu Dharma Wanita itu juga mencoba pakaian dan gaun hasil dari daur ulang sampah.
Sebagian peserta membeli aneka tas wanita yang bagus-bagus, semuanya dari bahan limbah sampah, termasuk kerajinan karya para Napi LP Wanita binaan Bank Sampah Eltari, bekerjasama dengan SDGs Center UB.
“Alhamdulillah, mudah-mudahan acara ini membawa berkah demi Blitar yang bersih dari sampah, sehat, dan pembangunan lingkungan yang berkelanjutan,” kata Wadek II FISIP UB, Dr Ahmad Imron Rozuli MSi.