
NOTULA – Omzet bisnis yang turun di kala pandemi membuat semua pebisnis harus putar otak. Inovasi menjadi kata kunci agar tetap bisa bertahan.
Salah satunya dilakukan SAE, produsen telur asin yang mampu memproduksi 3 ribu sampai 4 ribu butir telur dalam sehari.
Lokasi pabrik ada di Gadang Gang 21C Kota Malang. Produknya begitu digemari, karena menggunakan cara tradisional untuk proses pembuatannya.
Namun, di saat pandemi, omzet SAE turun hingga 30%. Sang owner, Sugeng Suryanto tak kehilangan akal. Inovasi segera dia lakukan, dengan membuat botok telur asin, berbahan telur asin yang pecah, lalu diambi kuning telurnya.
Untuk botok telur asin ini, SAE mampu memproduksi 300 bungkus setiap minggunya.
Selain botok telur asin, SAE juga memproduksi kuning telur asin untuk bahan udang telur asin yang distribusikan ke hotel, resto cafe dan sebagainya.
Sugeng berpendapat, berdagang dimasa pandemi seperti ini harus pandai berinovasi, agar perputaran bisnis jalan.
Dia berharap pandemi segera berakhir, biar semua sektor berjalan normal dan perekonomian bisa kembali membaik.