
NOTULA – Ahli vaksin dan virologi diharapkan angkat suara terkait polemik vaksin Sinovac, yang belakangan justru tidak digunakan Presiden China, Xi Jinping. Dia justru disuntik vaksin Pfizer asal Singapura.
Bila kepala negara pembuat Sinovac saja tidak menggunakan vaksin itu (Sinovac), lalu mengapa Indonesia membeli vaksin itu, meski akan diberikan secara gratis kepada masyarakat umum.
Pertanyaan-pertanyaan itu disampaikan Wasekjen Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, dalam keterangan yang diterima redaksi, Sabtu (19/12/20).
“Kita salah beli vaksin atau gimana ini ya? Tolong ahli-ahli vaksin bicaralah. Masak di antara penduduk ratusan juta gini tak ada yang ahli soal ini? Takutku pak Xi Jinping disuntik Pfizer lagi, bukan Sinovac produk bangsanya sendiri. Masak kita yang disuntik Sinovac,” Jansen balik bertanya.
Jansen berharap pemerintah dan Kementerian Kesehatan menjelaskan kepada publik secara jujur tentang khasiat vaksin Sinovac itu.
“Pemerintah dan Kemenkes RI, tolong jelaskan kemanjuran vaksin Sinovac ini. Hak publik untuk mengetahuinya, karena belinya pakai uang rakyat,” kata dia, seperti dikutip dari RMOL.id.
“Jangan sampai sia-sia, disuntikkan ke tubuh rakyat ternyata tak ampuh tangkal corona. Tetap saling menulari. Tujuan herd immunity jadi tidak tercapai,” imbuhnya.
Politikus muda itu memahami, sulit mencari vaksin karena semua negara di dunia juga sedang ramai-ramai memburunya untuk kebutuhan di negara masing-masing.
“Tapi mari kita cari yang terbaik untuk kebutuhan rakyat kita, kita semua ada di dalamnya. Jangan sampai kita pakai vaksin yang tingkat kemanjurannya kurang,” pungkasnya.